Sunday 26 February 2012

Untitled Fairy Tale Part I

Di langit malam, di kota modern yang penuh sesak, mungkin banyak yang sudah tidak melihatnya lagi, tapi nun jauh disana berjuta bintang menari-nari dibalik kabut dan asap perkotaan. Bintang-bintang ini biasa menari dan saling bercerita satu sama lain. Ya karena setiap bintang memang sedang menunggu, menunggu waktu mereka datang.

Namun, bintang-bintang sudah tidak menari dengan gemulai, mereka bahkan tidak bercerita lagi, mereka hanya menunggu. Menunggu datangnya hari, dimana banyak jiwa kembali percaya pada mimpi dan kekuatan dari pengharapan.

Setiap bintang harus melakukan tugas mereka di dunia, mereka terlahir untuk mengabulkan mimpi. Bukan sembarang mimpi, tidak seperti mimpi-mimpi biasa, melainkan mimpi murni yang benar-benar datang dari hati dengan kemurnian jiwa sang pemohon.

Ketika waktunya tiba dan permohonan indah dibisikan pada langit malam, satu bintang yang sedang bersinar paling terang akan mengorbankan dirinya untuk permohonan itu. Ia akan terjun dari langit agar sang pemohon yang meminta dengan sepenuh jiwa itu akan mendapatkan mimpi indahnya.

Dahulu kala ketika bumi masih muda dan hijau, para bintang tidak menunggu lama. Begitu banyak jiwa yang percaya pada mimpi sehingga makin banyak bintang yang lahir dari jiwa-jiwa yang murni tersebut. Para bintang juga dapat melihat ke bawah, dan melihat jiwa-jiwa percaya memandang mereka setiap malam.

Tetapi di dunia saat ini, ketika bumi pun sudah berumur dan tidak lagi terawat, bintang-bintang ini juga sudah tidak lagi menari dengan riang seperti dulu, bintang-bintang ini sudah tua dan lemah, mereka sudah menunggu sangat lama. Harapan mereka sudah pupus, karena tidak ada lagi jiwa yang percaya pada mimpi..

1 comment: